links image

facebook twitter instagram soundcloud alharaz tumblr youtube chi.mp blogspot deviantart about me

Saturday, April 21, 2012

Arti Dibalik Lirik Love is You

Bismillah.

Depok, dimalam hari yang sedang sunyi karena mereka yang senang berlalu-lalang didepan rumah sedang asyik dirumahnya masing-masing, menonton pertandingan bola.

Malam ini, saya yang sedang membaca artikel-artikel bagus di internet dari ruang baca, mendengar ade saya yang paling kecil, De Anum, sedang bernyanyi2 dari kamar yang bersebelahan dengan ruang ini. Dengan segala rasa keingintahuan atas apa yang ia nyanyikan, saya lekas bergerak kekamar itu. Ternyata dia juga sedang membuka internet dari laptop yang ada dikamar itu. Saya dekati dan saya iseng bertanya:

"Lagi ngapain, Dek?" Saya bertanya untuk pembuka pembicaraan.
"Ini A, lagi nyanyiin lagunya Cherry Belle." Katanya.
"Ohh." Ternyata yang dinyanyikannya adalah lagunya Cherry Belle yang berjudul Love is You. Lagu ini sering diputar di televisi-televisi kesayangan Anda.

Setelah itu saya lihat lirik yang De Anum nyanyikan yang berasal dari Facebook temannya. Iya, adik saya memang gaul, udah punya Facebook, mengikuti keadaan jaman. Liriknya chorusnya yang seperti ini:

Baby i love you, love you, love you so much
And i miss you, miss you when you’re gone
Baby i need you, need you, need you so much
Since i found out love is you

Sesungguhnya De Anum adalah seorang anak kelas 4 SD yang masih belum mahir berbahasa inggris dan senang mengikuti tren masa kini yang seringkali membuat anak2 menjadi lebih cepat dewasa karena tuntutan perkembangan jaman. Pada saat ini lagu2 anak2 sudah 'dijajah' oleh lagu2 percintaan yang bisanya cuma bikin galau. Buktinya, lihatlah anak2 ABG jaman sekarang. Merekalah produk2 dari jaman ini.

Lalu saya bilang begini ke De Anum. "De, tahu ga, ini kan lagu seorang ibu kepada anaknya yang masih kecil."
"Oh ya, A? Masa sih?" Tanya dia. Sepertinya dia penasaran, dan mudah-mudahan begitu.
"Iya, Dek. Aa nyanyiin ya lagunya pakai bahasa indonesia."

Akhirnya saya nyanyikan lagu ini dengan bahasa indonesia, kata demi kata. Anum mendengarkan dengan serius.

Bayi aku cinta kamu, cinta kamu, cinta kamu banget-banget
dan aku kangen kamu, kangen kamu bila kamu pergi
Bayi aku butuh kamu, butuh kamu, butuh kamu banget-banget
Sejak aku menemukan cinta adalah kamu

Saya selesai bernyanyi, kemudian berkata kepada De Anum:
"Itu artinya Dek. lagu itu menceritakan seorang ibu yang benar2 cinta kepada anaknya yang masih bayi. Ibu itu menyanyikan sambil menimang-nimang dengan rasa cinta kepada anaknya itu." Jelas saya.
"Oh begitu ya, A."
"Iya, De, begitu. Bagus kan ya artinya."
"Iya, A. Hehe." Dia senyum-senyum dan kemudian membuka2 kembali Facebook temannya. Dan kemudian saya perhatikan kembali apa yang ia lakukan sebelum kemudian saya menuliskan tulisan ini disini, diblog ini. (Sebenarnya bukan menuliskan tulisan, tapi mengetikkan ketikan. Tapi lebih enak dikatakan begitu.)


De Anum, sungguh itu bukanlah lagu yang pantas untuk Ade, serta teman2 seumuran Ade dan anak2 sepantaran Ade nyanyikan. De Anum, sungguh, Ade masih kecil, masih dalam tahap mempelajari dan menyerap mana hal yang baik mana hal yang buruk. Kalau hal-hal ini terus dicekokkan kepada Ade, maka segala hal yang seperti ini akan Ade anggap sebagai hal yang baik.

De Anum, sungguh, janganlah engkau mengerti dulu bahasa inggris disaat Ade seperti ini, sampai saatnya tiba. Dengan begitu Saya, Aa, bisa dengan mudah 'memiringkan' arti-arti dari bahasa inggris itu yang sebenarnya kurang senonoh untuk diucapkan atau dinyanyikan, serta agar bisa mengarahkan dan menjelaskan mana yang berhak dinyanyikan atau dilakukan dan mana yang tidak.

Sesungguhnya kita sebagai pendidik - orang tua dari anak2 atau kakak dari adik2 kita - tidak dapat menyalahkan jaman yang semakin aneh, karena memang begitulah adanya. Yang bisa kita lakukan adalah menjaga, memantau, dan mendidik mereka agar tidak terjerumus didalam keburukan jaman ini.

Akhir kata, ada pesan dari Rasul SAW, yaitu: 

"Didiklah anak-anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka akan hidup pada jaman yang berbeda dengan jamanmu." 
(Al-Hadist) 

Semoga tulisan ini bisa dijadikan sebagai sebuah pengingat yang dapat membangunkan kita agar lebih peduli menjaga anak2 dan adik2 kita dari bahaya dunia yang semakin bebas berkeliaran, InsyaALLAH.

Alhamdulillah.

Alharaz, yang katanya cinta kepada adik2nya.

Tulisan yang lebih rumit mengenai pendidikan anak sesuai jamannya, dapat dilihat disini.

2 comments:

// 0) { cursor = parseInt(items[items.length - 1].timestamp) + 1; } var bodyFromEntry = function(entry) { if (entry.gd$extendedProperty) { for (var k in entry.gd$extendedProperty) { if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.contentRemoved') { return '' + entry.content.$t + ''; } } } return entry.content.$t; } var parse = function(data) { cursor = null; var comments = []; if (data && data.feed && data.feed.entry) { for (var i = 0, entry; entry = data.feed.entry[i]; i++) { var comment = {}; // comment ID, parsed out of the original id format var id = /blog-(\d+).post-(\d+)/.exec(entry.id.$t); comment.id = id ? id[2] : null; comment.body = bodyFromEntry(entry); comment.timestamp = Date.parse(entry.published.$t) + ''; if (entry.author && entry.author.constructor === Array) { var auth = entry.author[0]; if (auth) { comment.author = { name: (auth.name ? auth.name.$t : undefined), profileUrl: (auth.uri ? auth.uri.$t : undefined), avatarUrl: (auth.gd$image ? auth.gd$image.src : undefined) }; } } if (entry.link) { if (entry.link[2]) { comment.link = comment.permalink = entry.link[2].href; } if (entry.link[3]) { var pid = /.*comments\/default\/(\d+)\?.*/.exec(entry.link[3].href); if (pid && pid[1]) { comment.parentId = pid[1]; } } } comment.deleteclass = 'item-control blog-admin'; if (entry.gd$extendedProperty) { for (var k in entry.gd$extendedProperty) { if (entry.gd$extendedProperty[k].name == 'blogger.itemClass') { comment.deleteclass += ' ' + entry.gd$extendedProperty[k].value; } } } comments.push(comment); } } return comments; }; var paginator = function(callback) { if (hasMore()) { var url = config.feed + '?alt=json&v=2&orderby=published&reverse=false&max-results=50'; if (cursor) { url += '&published-min=' + new Date(cursor).toISOString(); } window.bloggercomments = function(data) { var parsed = parse(data); cursor = parsed.length < 50 ? null : parseInt(parsed[parsed.length - 1].timestamp) + 1 callback(parsed); window.bloggercomments = null; } url += '&callback=bloggercomments'; var script = document.createElement('script'); script.type = 'text/javascript'; script.src = url; document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(script); } }; var hasMore = function() { return !!cursor; }; var getMeta = function(key, comment) { if ('iswriter' == key) { var matches = !!comment.author && comment.author.name == config.authorName && comment.author.profileUrl == config.authorUrl; return matches ? 'true' : ''; } else if ('deletelink' == key) { return config.baseUri + '/delete-comment.g?blogID=' + config.blogId + '&postID=' + comment.id; } else if ('deleteclass' == key) { return comment.deleteclass; } return ''; }; var replybox = null; var replyUrlParts = null; var replyParent = undefined; var onReply = function(commentId, domId) { if (replybox == null) { // lazily cache replybox, and adjust to suit this style: replybox = document.getElementById('comment-editor'); if (replybox != null) { replybox.height = '250px'; replybox.style.display = 'block'; replyUrlParts = replybox.src.split('#'); } } if (replybox && (commentId !== replyParent)) { document.getElementById(domId).insertBefore(replybox, null); replybox.src = replyUrlParts[0] + (commentId ? '&parentID=' + commentId : '') + '#' + replyUrlParts[1]; replyParent = commentId; } }; var hash = (window.location.hash || '#').substring(1); var startThread, targetComment; if (/^comment-form_/.test(hash)) { startThread = hash.substring('comment-form_'.length); } else if (/^c[0-9]+$/.test(hash)) { targetComment = hash.substring(1); } // Configure commenting API: var configJso = { 'maxDepth': config.maxThreadDepth }; var provider = { 'id': config.postId, 'data': items, 'loadNext': paginator, 'hasMore': hasMore, 'getMeta': getMeta, 'onReply': onReply, 'rendered': true, 'initComment': targetComment, 'initReplyThread': startThread, 'config': configJso, 'messages': msgs }; var render = function() { if (window.goog && window.goog.comments) { var holder = document.getElementById('comment-holder'); window.goog.comments.render(holder, provider); } }; // render now, or queue to render when library loads: if (window.goog && window.goog.comments) { render(); } else { window.goog = window.goog || {}; window.goog.comments = window.goog.comments || {}; window.goog.comments.loadQueue = window.goog.comments.loadQueue || []; window.goog.comments.loadQueue.push(render); } })(); // ]]>
  1. Subhannallah.... kakak yang baik yah.. :)

    ReplyDelete
  2. Love is you itu tentang cinta yg universal sih.. di video klipnya ada adegan ibu & anak, nenek & cucu

    ReplyDelete