Depok, dimaghrib yang indah bagi sebagian orang yang sedang menjalankan puasa.
Ketika Maghrib itu saya sedang dimeja makan, sedang makan gehu dan tempe goreng yang sudah tersedia disana. Beserta air mineral dingin bermerk yang baru saja diangkat dari kulkas yang katanya kalau minum air dingin bisa bikin perut menjadi buncit. Maka saya pun mencobanya.
Dikolong meja makan juga terdapat si Meng-meng yang sedang bersantai menunggu makannya tersedia ditempatnya. Saya elus-elus saja dia supaya tidak rewel karena makanannya memang tidak akan dihidangkan, karena sudah habis. Tadinya mau saya kasih gehu, tapi pasti ga akan dimakan, da diamah memang kucing, pemakan daging. Kucing jalu tukang berkelahi yang kuping kanannya patah yang sudah 6 tahun tinggal bersama keluarga saya. Duh, jadi sedih ingin nangis..
Saat itu, sudah gehu yang kedua dan tempe yang kesekian yang telah saya lahap, tiba-tiba muncullah Hadi yang menyelendangkan handuk dan membawa baju ganti serta kolor yang dipakaikan dikepalanya terburu-buru kebawah dan mengambil sendok makan dari tempatnya untuk membuka lemari penyimpanan alat mandi beserta kroni-kroninya. Oke, yang kolor dikepala itu saya boleh tipu. Sendok itu adalah kunci untuk membuka lemarinya, karena gagang pintunya sudah patah. pakai garpu dan pisau sebenarnya juga bisa, tapi mungkin Hadi lebih menyukai sendok.
Hadi adalah adik pria saya satu2nya yang sedang menimba ilmu dikelas 2 SMP. Dia orangnya lucu, tapi bukan badut, tinggi, tapi bukan galah, putih, tapi bukan orang barat, asik, mantap, keren, asoy dan geboy, serta sebagainya dan sebagainya. Sejak saya tahu Hadi itu gendut, saya mencoba mengubek2 perutnya, saya sangat menyukainya dan pada saat itu juga saya memproklamirkan menjadi salah satu hobi saya.
Ternyata Hadi ingin mengambil shampoo dari lemari itu, karena dia ingin shampoo-an dikala ia mandi.
Sayapun iseng bertanya,"De, mau ngapain?"
"Ini A, mau ngambil Shampoo." Jawabnya.
"Lho, dikamar mandi atas kan masih ada?"
"Iya, masih. Tapi De Hadi mau mandi di kamar mandi bawah."
"Kenapa memangnya? Diatas ga ada air?"
"Ada, tapi dikamar mandi atas ada laba-laba A."
"Terus, kenapa memangnya kalau ada laba-laba?"
"De Hadi takut A, takut digigit."
"Ya Gapapa, nanti siapa tahu bisa jadi Spiderman."
"Ga lah A, De Hadi ga mau ngambil resiko. Nanti malah kenapa2, kan bahaya." Ucapnya tegas dan serius, yang membuat saya menjadi ingin ketawa.
"Hehe, ya jangan takut donk. Laba-labanya juga takut sama De Hadi yang badannya besar." Kata saya.
"Ngga ah A." Ucap dia.
TIba-tiba saya teringat masa lalu. Pikiran saya mengalir ke masa ketika saya masih sebesar dia. Maksudnya seumuran dia, bukan sebesar badan dia.
"Tahu ga De, waktu Aa masih seumuran De Hadi ya, Aa melihara laba-laba." Saya bernostalgia.
"Oh masa sih A?" Tanya dia, penuh keingintahuan.
"Iya De, dulu dikamar mandi juga banyak laba-laba. Ada yang besar ada juga yang kecil. Setiap Aa mandi, suka Aa kasih makan laba-labanya." Jawab saya.
Hadi masih mendengarkan saya bicara.
"Aa kasih makan nyamuk itu laba-labanya. biasanya Aa tepok atau Aa jebak nyamuknya dengan sabun. Caranya, tangan disabunin, terus deketin aja gitu ke nyamuknya. nanti nyamuknya kejebak. Jadi nyamuknya masih utuh dan ga hancur. Setelah itu dilempar ke sarang laba-labanya." Kataku, penuh kebanggaan.
"Ohhh." Kata Hadi, masih menyelendangkan handuk dan membawa baju ganti. Yang kolor dikepalanya itu jangan diambil serius, saya cuma bercanda.
"Iya, nanti laba-labanya pada rebut2in itu nyamuknya. Biasanya yang paling dekat dengan nyamuknya itu yang mendapatkannya."
"Yaiyalah A." Kata Hadi.
"Terus, yang bikin Aa senang kalau laba-labanya udah ngelilitin nyamuknya itu, senang aja ngeliatnya. Andai kalau waktu itu Aa udah punya HP berkamera sih Aa foto2in sama Aa Video-in. Nanti deh kita coba ya." Kataku.
"Iya A. Yaudah ya De Hadi mau mandi dulu, A." Kata dia, sekaligus menutup pembicaraan.
"Oke De, udah makin malam ini. jangan lama2 mandinya." Kata saya, seraya menyeruput air mineral dingin dan mengambil beberapa tempe goreng lagi karena masih belum kenyang.
Alhamdulillah.
Alharaz, yang katanya pernah bangga memelihara laba-laba dikamar mandi rumahnya dulu.
No comments:
Post a Comment