Bismillah.
Depok, sore hari yang dimana terdengar suara riuh gergaji mesin didepan rumah, dan Maher Zain yang sedang bernyanyi dari dalam laptop.
Saat itu, siang menjelang sore yang amat nikmat sekali untuk melakukan ritual bermimpi, saya dibangunkan oleh sebuah bunyi mesin yang bernama gergaji mesin yang biasa orang gunakan untuk memutilasi tubuh-tubuh pohon, yang jika di film horror maka itu digunakan untuk memutilasi tubuh-tubuh yang lain. Bunyinya persis berasal dari depan rumah, dari sebuah lahan kosong yang ditumbuhi banyak tetumbuhan, dari ilalang, pohon pisang, sampai pohon besar yang saya tidak tahu apa namanya. Saya pernah berfikir, mungkin kelak, disana akan dibangun sebuah bangunan yang entah itu rumah lagi atau toko bangunan lagi atau catering lagi atau apa lagi. Saya berfikir begitu karena beberapa bulan sebelumnya ada tukang yang membangun pondasi-pondasi disekitaran tanah itu yang nanti mungkin akan dijadikan tembok pembatas bangunan.
Saya kemudian melihat keluar jendela dari dalam kamar dan membuka jendela agar tampak jelas apa yang sedang terjadi. Dan saya, astagaaaaa, saya terkaget, astagaaaaa, saya masih terkaget, begitu melihat tetumbuhan yang tumbang dipenggal mesin pemotong itu. Pohon-pohon pisang, rumput-rumput liar, serta pohon besar yang saya tidak tahu namanya itu sudah rata dengan tanah. Hanya ada 2 pohon yang masih berdiri, yaitu satu pohon pisang yang sedang berbuah dan satu pohon yang saya juga tidak tahu namanya yang tidak lama lagi juga mungkin atau pasti akan mengikuti jejak rekan-rekannya yang lain.
Ketika itu juga saya merasa syok campur bersyukur, campur ingin tahu, campur cemas, campur ngantuk, serta campur sedih. Tinggal ditambahi es dan sirup, maka akan menjadi es campur, es campur rasa perasaan. Saya syok karena tiba2 saja didepan rumah, lahan kosongnya sudah menjadi gundul. Bersyukur, karena saya sudah dibangunkan dan sudah diingatkan karena belum melaksanakan sholat Ashar. Ingin tahu, karena siapa yang sudah berani-beraninya melakukan perbuatan seperti itu. Oh ya, itu tukang penebang pohon ternyata yang melakukannya. Cemas, siapakah calon tetangga baru saya itu kelak, apakah lucu atau serius orangnya. Ngantuk, karena memang masih belum kenyang tidurnya. Dan sedih, karena hidup menjadi hampa. Hampa karena hewan penerbang yang senang twitter-an alias berkicau setiap pagi dan sore itu sudah diusir dari rumahnya yang digusur oleh tukang penebang pohon. Entah mereka pergi kemana dan akan tinggal dimana. Mungkin sekarang mereka menetap dirumah saudaranya yang rumahnya dekat dari sana untuk sementara waktu sampai mereka punya tempat lagi untuk membangun rumahnya. Atau mungkin mereka kembali kekampung halamannya.
Maka, tidak akan ada lagi yang setiap pagi dan sore rajin men-twit saya, yang selalu membawakan lagu indah untuk saya, yang setiap pagi dan sore hari selalu saya lihat mereka saling bermain kejar-kejaran dilahan kosong didepan rumah, saling ngobrol satu sama lain, saling membicarakan pohon-pohon yang setiap hari makin berkurang didaerah ini karena katanya sudah cukup tua dan membahayakan bangsa manusia, saling membicarakan dimana dan bagaimana caranya mendapatkan makanan yang baik, yang belum tercemar untuk kelangsungan hidup mereka, dan lain-lain serta lain-lain.
Sahabat-sahabat saya yang senang berkicau dari dulu sebelum Twitter dirasa lebih keren oleh bangsa saya, maafkan orang-orang dari bangsa saya yang selalu membangun rumah dengan menggusur rumah kalian. Maafkan saya yang juga tidak bisa melakukan banyak hal untuk melarang mereka, karena itulah hak mereka. Hak mereka yang melanggar hak kalian. Mudah-mudahan kalian mau memaafkan.
Saya hanya bisa berdoa dan berpesan kepada orang-orang dari bangsa-bangsa saya, kelak ketika kita, bangsa manusia, ingin membangun rumah dimanapun kita berada, sisakanlah pepohonan yang sudah ada sebelumnya, walau hanya satu. Jangan ditebang seluruhnya. Kalau itu tidak memungkinkan, tanamlah pohon dipekarangan rumah kita, karena itu kelak akan menjadi tempat tinggal bagi makhluk-makhluk hidup dan juga sebagai makanannya yang sesungguhnya sangat amat betul-betul berguna sekali banget-banget bagi kehidupan kita. Rasul SAW pun pernah berpesan, bahwa:
"Tidaklah
seorang muslim menanam pohon atau menanam tetumbuhan kemudian burung,
manusia, dan hewan ternak memakan buah-buahan dari pohon yang dia
tanaman kecuali hal tersebut terhitung sedekah baginya."
(HR Bukhari 2152)
dalam riwayat imam muslim terdapat tambahan kalimat:
"dan buah-buahan
yang dicuri dari pohon tersebut maka hal itu adalah sedekah baginya"
dan
juga tambahan:
"maka hal tersebut adalah shodaqoh baginya sampai hari
kiamat."
(HR Muslim no 1552)
Mudah-mudahan saja, calon tetangga baru saya yang nanti akan tinggal didepan rumah, akan menanam banyak pohon dipekarangan rumahnya, dan pada akhirnya saya bisa mendengarkan suara merdu kalian lagi, burung-burung yang senang menyanyi, disetiap pagi dan sore hari. Aamiin.
Alhamdulillah.
Alharaz, yang katanya lebih senang mendengar suara burung berkicau daripada 'kicauan' orang-orang terhormat digedung parlemen.
Sumber hadist:
- Kitab Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadus Shalihin.
Penjelasan lebih rumit tentang hadist ini ada disini.
No comments:
Post a Comment